The Hero and Heroine
Oleh Faza Mazaya Wijayati
Pada saat istirahat pertama, Alwi, Dito,
Gilang, Aisyah dan Syila berjalan bersama menuju Kantin Makanan Sehatku. Kantin
ini merupakan kantin yang paling lengkap diantara semua kantin di SD Permata
Pandai. Makanannya juga sehat dan berkualitas. Pengelolanya bernama Bu Kila,
guru bahasa indonesia.
Akhirnya sampailah mereka
di Kantin Makanan Sehatku. Desain ruangan kantin ini sangat indah. Dindingnya
berwarna jingga. Ruangannya mewah tapi bersih. Sekolah Alwi memang sekolah yang
megah dan besar.
“Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.” Kata Alwi sambil membuka pintu kantin.
“Wa’alaikumsalam
warahmatullahi wabarakatuh. Silakan masuk, dik. Adik-adik mau memesan apa?”
tanya Miss Mitha, penjaga kantin dengan ramah. Miss Mitha sebenarnya masih
berumur 20 tahun. Tapi dia lebih memilih membantu ibunya di kantin daripada
kuliah, karena dia sudah masuk SMK setelah SMP. Coba kalian tebak, siapa
ibunya? Siapa lagi kalau bukan Bu Kila.
“Emmm, ini pesanannya.”
Kata Gilang sambil menyerahkan selembar kertas.
“Baiklah, adik-adik
tunggu, ya.”
“Oke.” Jawab mereka
serempak.
Penasaran dengan isi kertas pesanan itu? Ini dia:
Pesanan:
-Bakso Sapi = 2 porsi
-Bakso Ayam = 1 porsi
-Strawberry Jelly = 2 cetakan jumbo
- Soto Ayam = 1 mangkuk
-Es Jeruk = 2 gelas
-Es Teh = 1 gelas
-Milkshake Vanila = 3 gelas
-Air Putih = 5 gelas
Alwi dan teman-temannya memilih meja nomor 3 dekat jendela agar sejuk.
Setelah menunggu 15 menit, pesanan akhirnya datang. Sambil makan, mereka
berbincang-bincang.
“ Kalian sudah mempunyai
kelompok untuk tugas PPKn dari Bu Naila?” tanya Alwi.
“Tugas yang mana?” tanya
Syila.
“Ya Allah, tugas menjadi
pahlawan itu, La......” sahut Alwi jengkel
“Kamu ini aneh deh, La.
Baru saja di umumkan tadi sudah lupa.” Omel Aisyah.
“Ya deh, ya deh.” Jawab
Syila cuek.
“Belum, Wi. Kalau kamu?”
tanya Aisyah.
“Belum juga, Ais. Kalau
kalian?” tanya Alwi.
“Belum juga, Wi.” Jawab
Gilang, Dito dan Syila bebarengan.
“Kalau begitu, kita
berlima saja jadi satu kelompok. Pas dengan persyaratannya. Kan harus 5 orang.”
Usul Alwi.
“Usul yang bagus, tapi apa
nama kelompoknya?” tanya Gilang bingung.
“The Brave Kids?” usul
Aisyah.
“Sepertinya agak
berlebihan. Kan tidak semua dari kita pemberani.” Tolak Alwi.
“The Cute Kids?” usul
Syila.
“Girly banget, kita
bertiga kan laki-laki.” Tolak Gilang.
“The Hero and Heroine?” usul Alwi.
“Boleh.
Artinya juga cocok, kok. Hero itu pahlawan dan Heroine itu pahlawan perempuan.”
Kata Dito.
“Oke,
kalian setuju apa nggak?” tanya Alwi.
“Setuju.”
Sorak mereka.
“Makanannya
sudah pada habis? Kalau sudah, Miss ambil, ya?” tegur Miss Mitha tiba-tiba.
“I-i-iya, Miss, su-sudah
h-h-habis.” Jawab Syila terbata-bata.
“Ya, sudah. Miss ambil,
ya. Lagi pada bicarain apa?” tanya Miss Mitha sambil tersenyum. Walaupun ramah,
banyak yang segan padanya, karena apabila ada anak nakal pasti kena marah.
Dengan kata lain, dibalik sikap ramahnya, tersembunyi sikap tegas dan
berwibawa. Karena sikapnya yang berwibawa, sepertinya satu minggu lagi, Miss
Mitha akan diangkat menjadi guru bahasa inggris yang baru. Karena Bu Shima
sudah keluar Selasa lalu.
“Tentang kelompok, Miss.
Ada tugas PPKn menjadi pahlawan cilik.” Jawab Aisyah.
“Ais, kamu ini gak takut?”
bentak Dito sambil berbisik.
“Buat apa takut, kita kan
enggak nakal.” Sahut Aisyah.
“Betul kata Aisyah. Miss
Mitha hanya ingin menasihati anak nakal. Bukan memarahai.” Tambah Alwi.
“Ooooo, tugas PPKn. Ya
sudah, kalau kalian sudah habis makannya. Bayar di kasir, ya..” kata Miss Mitha
sambil berlalu ke dapur membawa mangkuk, gelas, dll.
“Let’s go, friends. Kita
melakukan contoh sikap kepahlawanan.” Ajak Gilang.
“Ok!”
Saat sedang berjalan,
tiba-tiba ada kerumunan. Mereka segera menuju ke kerumunan itu. Rupanya Lola
terjatuh. Dia menangis. Alwi dan teman-temannya segera memanggil Wali Kelas 5, Bu Lita dan Bu Lita segera meolong Lola.
Karena sudah menolong
Lola, Kelompok Alwi dipuji Bu Lita dan selesailahh sudah tugas PPKn mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar