Minggu, 23 November 2014

The Hero and Heroine

Membuat Cerita
Tema: Pahlawan
Nama:        Faza Mazaya Wijayati
Kelas:         5 A
Sekolah:      SD Negeri 2 Kedu


The Hero and Heroine
Oleh Faza Mazaya Wijayati

            Pada saat istirahat pertama, Alwi, Dito, Gilang, Aisyah dan Syila berjalan bersama menuju Kantin Makanan Sehatku. Kantin ini merupakan kantin yang paling lengkap diantara semua kantin di SD Permata Pandai. Makanannya juga sehat dan berkualitas. Pengelolanya bernama Bu Kila, guru bahasa indonesia.
            Akhirnya sampailah mereka di Kantin Makanan Sehatku. Desain ruangan kantin ini sangat indah. Dindingnya berwarna jingga. Ruangannya mewah tapi bersih. Sekolah Alwi memang sekolah yang megah dan besar.
            “Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.” Kata Alwi sambil membuka pintu kantin.
            “Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Silakan masuk, dik. Adik-adik mau memesan apa?” tanya Miss Mitha, penjaga kantin dengan ramah. Miss Mitha sebenarnya masih berumur 20 tahun. Tapi dia lebih memilih membantu ibunya di kantin daripada kuliah, karena dia sudah masuk SMK setelah SMP. Coba kalian tebak, siapa ibunya? Siapa lagi kalau bukan Bu Kila.
            “Emmm, ini pesanannya.” Kata Gilang sambil menyerahkan selembar kertas.
            “Baiklah, adik-adik tunggu, ya.”
            “Oke.” Jawab mereka serempak.
Penasaran dengan isi kertas pesanan itu? Ini dia: 


Pesanan:
-Bakso Sapi = 2 porsi
-Bakso Ayam = 1 porsi
-Strawberry Jelly = 2 cetakan jumbo
- Soto Ayam = 1 mangkuk
-Es Jeruk = 2 gelas
-Es Teh = 1 gelas
-Milkshake Vanila = 3 gelas
-Air Putih = 5 gelas 



Alwi dan teman-temannya memilih meja nomor 3 dekat jendela agar sejuk. Setelah menunggu 15 menit, pesanan akhirnya datang. Sambil makan, mereka berbincang-bincang.
            “ Kalian sudah mempunyai kelompok untuk tugas PPKn dari Bu Naila?” tanya Alwi.
            “Tugas yang mana?” tanya Syila.
            “Ya Allah, tugas menjadi pahlawan itu, La......” sahut Alwi jengkel
            “Kamu ini aneh deh, La. Baru saja di umumkan tadi sudah lupa.” Omel Aisyah.
            “Ya deh, ya deh.” Jawab Syila cuek.
            “Belum, Wi. Kalau kamu?” tanya Aisyah.
            “Belum juga, Ais. Kalau kalian?” tanya Alwi.
            “Belum juga, Wi.” Jawab Gilang, Dito dan Syila bebarengan.
            “Kalau begitu, kita berlima saja jadi satu kelompok. Pas dengan persyaratannya. Kan harus 5 orang.” Usul Alwi.
            “Usul yang bagus, tapi apa nama kelompoknya?” tanya Gilang bingung.
            “The Brave Kids?” usul Aisyah.
            “Sepertinya agak berlebihan. Kan tidak semua dari kita pemberani.” Tolak Alwi.
            “The Cute Kids?” usul Syila.
            “Girly banget, kita bertiga kan laki-laki.” Tolak Gilang.
            “The Hero and Heroine?” usul Alwi.
            “Boleh. Artinya juga cocok, kok. Hero itu pahlawan dan Heroine itu pahlawan perempuan.” Kata Dito.
            “Oke, kalian setuju apa nggak?” tanya Alwi.
            “Setuju.” Sorak mereka.
            “Makanannya sudah pada habis? Kalau sudah, Miss ambil, ya?” tegur Miss Mitha tiba-tiba.
            “I-i-iya, Miss, su-sudah h-h-habis.” Jawab Syila terbata-bata.
            “Ya, sudah. Miss ambil, ya. Lagi pada bicarain apa?” tanya Miss Mitha sambil tersenyum. Walaupun ramah, banyak yang segan padanya, karena apabila ada anak nakal pasti kena marah. Dengan kata lain, dibalik sikap ramahnya, tersembunyi sikap tegas dan berwibawa. Karena sikapnya yang berwibawa, sepertinya satu minggu lagi, Miss Mitha akan diangkat menjadi guru bahasa inggris yang baru. Karena Bu Shima sudah keluar Selasa lalu.
            “Tentang kelompok, Miss. Ada tugas PPKn menjadi pahlawan cilik.” Jawab Aisyah.
            “Ais, kamu ini gak takut?” bentak Dito sambil berbisik.
            “Buat apa takut, kita kan enggak nakal.” Sahut Aisyah.
            “Betul kata Aisyah. Miss Mitha hanya ingin menasihati anak nakal. Bukan memarahai.” Tambah Alwi.
            “Ooooo, tugas PPKn. Ya sudah, kalau kalian sudah habis makannya. Bayar di kasir, ya..” kata Miss Mitha sambil berlalu ke dapur membawa mangkuk, gelas, dll.
            “Let’s go, friends. Kita melakukan contoh sikap kepahlawanan.” Ajak Gilang.
            “Ok!”
            Saat sedang berjalan, tiba-tiba ada kerumunan. Mereka segera menuju ke kerumunan itu. Rupanya Lola terjatuh. Dia menangis. Alwi dan teman-temannya segera memanggil Wali Kelas 5, Bu Lita dan Bu Lita segera meolong Lola.
            Karena sudah menolong Lola, Kelompok Alwi dipuji Bu Lita dan selesailahh sudah tugas PPKn mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan

1. Kalau mau berkomentar, jangan pakai kata-kata kasar, ya...
2. Boleh chat di kotak komentar, ya...

Tolong komentari blogku, ya... Aku tunggu...

Salam: Aza